Friday, August 14, 2015

Gardu Pandang New Selo/Joglo 2

Posted by Unknown on 10:27 AM with No comments



Gardu Pandang NEW SELO atau warga sekitar sering menyebutnya Joglo 2 adalah salah satu Objek wisata yang terletak di Dukuh Plalangan, Desa Lencoh, Kecamatan Selo, atau di lereng Gunung Merapi. Lokasi ini, memiliki jarak sekitar dua kilometer dari pusat Kecamatan Selo dan ±5 kilometer dari puncak Gunung Merapi. Joglo 2 merupakan tempat wisata yang tepat untuk menikmati keindahan gunung Merbabu, Sundoro, Sumbing dan Lawu, lokasi dari objek wisata ini memiliki ketinggian ±1700mdpl.

Joglo 2 biasanya digunakan sebagai basecamp para pencinta alam atau pendaki untuk istiharat sebelum atau sesudah mereka melakukan pendakian ke puncak Merapi. Pada pecinta alam juga bisa menitipkan kendaraan roda 2 ataupun roda 4 di area parkir di tempat ini.

Thursday, August 13, 2015

Kesenian Tari Dukuh Plalangan

Posted by Unknown on 9:26 PM with 1 comment
Tarian kridoyakso menggambarkan sifat sifat manusia yang pamrih sekaligus ambisius, murka, dan rakus. Tarian ini menampilkan perwujudan raksasa dengan tariannya yang kasar sebagai perwujudan dari sifat sifat tersebut. Raksasa (cakil) adalah gambaran manusia yang jauh dari sifat budi baik manusia itu sendiri.
Tarian ini dapat diambil pelajarannya agar manusia selalu berbudi pekerti yang luhur. Dalam tarian kridoyakso juga menampilkan raksasa cakil, keberadaannya menggambarkan bahwa manusia jika tidak waspada dalam kegembiraan maka akan ada raksasa (cakil) yang menguasai diri manusia itu sendiri.       

Tarian Kridoyakso

Nama topeng ireng sendiri merupakan singkatan dari “toto lempeng” dan “irengan kenceng”. Tarian ini menjadi seni pergaulan khususnya bagi para remaja karena gerakannya sendiri cenderung menarik untuk dilakukan (enerjik).
Topeng ireng menjadi simbol kesukariaan para remaja yang sedang mengalami masa mudanya karena pada umumnya sesuai dengan selera para pemuda yang tidak menyukai kesenian tari dengan gerakan yang berfilosofi.
Pakaian yang digunakan menggunakan bahan dedaunan dan bulu ayam sebagai aksesorisnya. Sedangkan bahan yang digunakan untuk merias wajah adalah arang karena  pada dahulu kala tarian ini digunakan sebagai pagar betis pawai atau kirap supaya penonton tidak terlalu dekat dengan pemain tarian topeng ireng.




Tari Topeng Ireng

Sejarah Dukuh Plalangan

Posted by Unknown on 8:02 PM with No comments



Dukuh Plalangan lahir sejak kurang lebih pada abad 15 M. sebelum jadi tempat pemukiman, Dukuh Plalangan adalah hutan. Masyarakat palalangan dahulu berasal dari daerah Desa Tegalsruni. Desa  Tegalsruni adalah daerah padat penduduk yang didominasi oleh penganut Budha sebelum abad 15 M yang ditokohi oleh Sareh Boko Yudho. Kemudian terjadi akulturasi budaya antara Budha dengan Islam di Desa Tegalsruni setelah datangnya Kyai Minto Gati yang dulunya merupakan pelarian perang dari daerah pasuruan, jawa timur. Hingga lama kelamaan Desa Tegalsruni didominasi oleh penganut Islam. jumlah masyarakat yang semakin meningkat menyebabkan muncul pemukiman pemukiman baru di luar daerah Desa Tegalsruni sehingga lahirlah pemukiman di Plalangan.
Nama plalangan sendiri sebenarnya berasal dari kata plawangan yang berarti pintu/jalur/jalan. Plalangan dahulunya adalah jalur Raja dari Surakarta (Kerajaan Solo) yang digunakan untuk me-nyepuh-kan (menyucikan/menajamkan) pusaka pusaka di puncak – menggunakan api - Gunung Merapi. Karena jalur ini sering digunakan oleh rombongan kerajaan, maka daerah ini pada saat itu disebut dengan daerah plawangan, kemudian lama kelamaan dukuh ini terkenal dengan nama Plalangan.

Tuesday, August 11, 2015

Tradisi Adat di Dukuh Plalangan

Posted by Unknown on 9:26 PM with No comments

Dukuh plalangan masih melestarikan budaya desa berupa perayaan 1 Suro, Sapar-an, dan Ruwah-an. Ketiga budaya tersebut merupakan jenis budaya yang bercorak islam.
1 SURO
1 Suro adalah bentuk tirakat warga yang bisa dikerjakan dalam bentuk puasa. Ritual yang dilakukan warga adalah keliling dukuh tiap malam jumat selama bulan Suro agar dukuh warga dukuh selalu dilimpahkan keselamatan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Warga dukuh juga selalu melakukan sedekah gunung dimana seluruh bahan makanan berasal dari hasil bumi dukuh itu sendiri. Ritual ini dilakukan supaya Dukuh Plalangan terhindar dari bencana letusan Gunung Merapi.
SAPAR
Sapar-an (bulan Safar pada bulan Islam) adalah perayaan bersih dukuh dimana seluruh warga dukuh tanpa terkecuali membersihkan seluruh lingkungan dukuh. Kegiatan sapar-an dilakukan dengan petri tuk (sumber air) agar aliran air ke dukuh mengalir lancar. Perayaan ini dilakukan supaya kemakmuran selalu dilimpahkan kepada warga dukuh.
RUWAH
Ruwah-an (bulan sya’ban pada bulan Islam) adalah budaya dukuh berupa gendurenan yang diadakan 15 hari sebelum bulan Ramadhan tiba. Seluruh warga bersodaqoh berupa makanan (berkat) untuk dibagikan ke warga satu dukuh. Kemudian ada budaya sadranan dimana dilakukan 6 hari sebelum Ramadhan tiba. Perayaan ini dilakukan warga dengan acara silaturahmi dengan sanak saudara antara dukuh satu dengan yang lainnya. Perayaan ini menggambarkan bentuk syukur warga menyambut datangnya bulan Ramadhan.

Monday, August 10, 2015

Sekilas tentang Dusun Plalangan

Posted by Unknown on 9:54 AM with No comments




Dusun Plalangan terletak di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali Jawa Tengah. Dengan garis Lintang -7 ° 30'28.01 " dan Bujur 110 ° 27’13.01”, perkiraan ketinggian Dusun ini terletak pada 1609mdpl. Jumlah kepala keluarga yang menetap di Dusun ini adalah sebanyak 160kk (±600jiwa). Suhu normal di pagi hari di Dusun Plalangan sekitar 20-26 Co dan pada malam hari bisa mencapai 15Co.
Masyarakat Dusun Plalangan sebagian besar berprofersi sebagai petani dan peternak sapi. Hampir setiap rumah warga di Dusun ini memiliki rata-rata 2 ekor sapi dan hasil panen unggulan di Dusun ini adalah tembakau yang dipanen setiap setahun sekali (Juli-Agustus). Mayoritas warga Dusun adalah beragama Islam.
Jalur alternatif Magelang-Boyolali merupakan jalur utama untuk menuju lokasi. Dusun Plalangan merupakan satu-satunya jalur untuk menuju gunung Merapi (dari arah Utara) dan setiap akhir pekan perkiraan lebih dari ratusan pendaki datang untuk mendaki gunung.

Did you know?
Kata ‘SELO’ merupakan arti dari kata ‘SELA’ atau ‘tengah’ yang memang lokasi dari tempat ini berada di tengah-tengah gunung Merapi dan gunung Merbabu.