Dukuh plalangan masih melestarikan budaya desa berupa perayaan 1 Suro,
Sapar-an, dan Ruwah-an. Ketiga budaya tersebut merupakan jenis budaya yang
bercorak islam.
1 SURO
1 Suro adalah bentuk tirakat warga yang bisa dikerjakan dalam bentuk
puasa. Ritual yang dilakukan warga adalah keliling dukuh tiap malam jumat
selama bulan Suro agar dukuh warga dukuh selalu dilimpahkan keselamatan oleh
Tuhan Yang Maha Kuasa. Warga dukuh juga selalu melakukan sedekah gunung dimana
seluruh bahan makanan berasal dari hasil bumi dukuh itu sendiri. Ritual ini
dilakukan supaya Dukuh Plalangan terhindar dari bencana letusan Gunung Merapi.
SAPAR
Sapar-an (bulan Safar pada bulan Islam) adalah perayaan bersih dukuh dimana
seluruh warga dukuh tanpa terkecuali membersihkan seluruh lingkungan dukuh. Kegiatan
sapar-an dilakukan dengan petri tuk (sumber air) agar aliran air ke dukuh
mengalir lancar. Perayaan ini dilakukan supaya kemakmuran selalu dilimpahkan
kepada warga dukuh.
RUWAH
Ruwah-an (bulan sya’ban pada bulan Islam) adalah budaya dukuh berupa gendurenan
yang diadakan 15 hari sebelum bulan Ramadhan tiba. Seluruh warga bersodaqoh
berupa makanan (berkat) untuk dibagikan ke warga satu dukuh. Kemudian ada
budaya sadranan dimana dilakukan 6 hari sebelum Ramadhan tiba. Perayaan ini
dilakukan warga dengan acara silaturahmi dengan sanak saudara antara dukuh satu
dengan yang lainnya. Perayaan ini menggambarkan bentuk syukur warga menyambut
datangnya bulan Ramadhan.
0 comments:
Post a Comment